Judulnya keren, penuh percaya diri, penuh keyakinan. Ini adalah judul bukunya Coach D,
http://www.dedydahlan.com/,
seorang passion coach yang sabtu lalu untuk kedua kalinya mengisi
training di Jaringan Yuliamaki. Yang arrange ibu Sapphire Erinawati
Aziza, yang kemampuan EO nya sudah tingkat dewa dahh, wkwkwkw, makasihhh
ina sayaaangggg, udah nyiapin ini semuaaa, aku doakan Ina cepat melaju
ke Diamond Director yaaa! :)
Slide pertama yang tampiil adalah gambar baju kemeja yang dibuka
ala-ala Superman lagi mau berubah, kemeja dibuka paksa dan di dalamnya
ada kaos tulisannya "GUE".
Nahhhh!
Seringnya kita ini gak mau menampilan diri kita. Susaaahhh benerrr buat bangga sama diri sendiri. Why?
Ini masalahnya, pikiran kita yang bilang
"Ntar dibilang sombong sama orang",
siapa yang bilang sombong?
"Ya adalah pasti pokoknya ntar",
Siapa?
"ya pokoknya ada!",
SIAPAAAAAA????
"ya pokoknya pasti adaaaaa, tapi GAK TAU siapa!",
hahahaha,
nah begitulah yang terjadi di sebagian orang. Mereka pilih terkungkung
perasaan takut-takut pada hal2 yang belum tentu ada.
Takutnyaa kalo
nanti menunjukkan kelebihannya, dibilang sombong, dibilang lebay, dll.
Padahal mah cuman dibilang yah, wkwkwkw, gak berkurang apa-apa kitanya.
Itupun kalo ada yang bilang, paling seorang dua orang, yang belum tentu
juga mereka punya prestasi dalam hal membantu orang lain, karna biasanya
kalo orang yang udah punya peran banyak sama orang-orang di sekitarnya,
mereka akan lebih peka, mereka akan sangat positif, dan kalopun
mengingatkan mereka akan sangat santun dalam berbicara :)
Coach D cerita bahwa beliau berasal dari keluarga besar DOKTER. Keluarga
beliau kebanyakan profesinya adalah dokter, dan lalu setelah nikah sama
istrinya, keluarga besar istrinya juga sebagian besar juga dokter. Ayahnya katanya punya title yang banyak sampe berderet-deret, hehehe.
Nah
badung ini si Coach, gak mau disekolahin ke Kedokteran, wkwkwkwk, pilih
sekolah aja di jurusan desain. Segala iming-iming mulai mobil dll dari
orangtua supaya berubah pikiran, hihiihhi, dilancarkan, tapi gak
bergeming. Udah punya kerjaan seperti sekarang pun, punya usaha sendiri,
jadi passion coach, tetep jugaa orangtua bilang
"Bagus memang Ded, tapi alangkah bagusnya kalo dulu tetep milih jadi DOKTER..." doeeeeng, wkwkkww....
Kenapa bisa begitu? Karena bagi orangtuanya, profesi dokter adalah profesi yang akan
menjamin kehidupan di masa depan.
Naaahhhh
lalu Coach D cerita tentang profesi yang ada di tiap tingkatan
generasi. Jaman nenek kita, jaman orang tua kita, jaman kita, dan nanti
ada lagi jaman anak-anak kita.
Ini saya ngerasain bener2, jadi pas coach D cerita, saya sukses terpukauuuuuu sodara2 sambil ngangguk2.
Kakek saya polisi. Bapak juga polisi. Ibu kerja sebagai bidan di puskesmas. Ibu mertua profesinya guru SD. Bapak mertua berwiraswasta. Jadi memang hal biasa di keluarga kami kalau seorang suami istri bekerja - istri juga bekerja.
Apa itu bekerja?
Bekerja menurut definisi yang UMUM berlaku adalah pakai baju kerja,
berangkat pagi dan pulang sore (atau malam), menuju suatu kantor yang
ketika disebut namanya orang sudah tau kantor apa itu. Semakin terkenal
kantornya, semakin bergengsilah kita yang bekerja disana. Jadi kalau
orang nanya
"kerja dimana?" dan kita jawab itu pertanyaan, yang denger akan semacam bergetar gitu, hehehe.
Gak
usah liat sebagai apanya disana, pokoknya kalo kerja di kantor yang
udah MAPAN, punya nama besar, bakalan diartikan kita PASTI AKAN MAPAN juga. Ini umum
terjadi apalagi kalo kita asalnya dari daerah (kayak saya dan suami),
lalu merantau, bisa kerja di perusahaan bagus, heits banget deh
pertanyaan gini2 kalo kita lagi mudik, kalo lagi lebaran, pertanyaan
"Kerja dimana?" adalah kalimat pembuka ketika ketemu sama siaaaaaapaaaaa aja!
Jadi, dulu saya dan suami juga kerja di sebuah kantor besar yang sangat terkenal. Memenuhi
itu semua kriteteria pekerjaan idaman, yaitu berangkat pagi pulang
sore, pakai baju kerja, masuk ke gedung perkantoran bertingkat tinggi,
AC nya adem lantainya marmer, ada liftnya. Ketika ditanya kerja dimana,
gimana? Wah bergetar bener, kerja di PT X, siapa sih yang ga tau.
Kerja di bagian apa? Nama bagiannya bergengsi pula. Mantapp... :)
Yang
gak pernah ditanya orang adalah saya kerja sebagai apa, yang kalau
dijawab, ya saya karyawan outsource yang nunggu kapan ada pengangkatan
karyawan tetap, yang gak tau kapan itu akan ada, dan kalopun ada
saingannya banyak, belum tentu diterima. Gak ada salahnya jadi karyawan
outsource kok, ya memang, kan ini cerita tentang diri saya sendiri,
hehehehe...
Yaaang kemudian mikir (boleh dong yaa saya mikir buat hidup sendiri), saya mau seperti ini
sampai KAPAN. Perusahaannya sih pasti mapan, pasti kokoh, pasti gak akan kenapa-kenapa, tapi
sayanya, apakah otomatis mapan juga? hehehe... Liat dulu...
Semua
beres kan keliatannya, citra karyawan kantoran sukses ada di saya,
ASAAAL yang nanya gak nanya detail, dan asaaaaal saya terus mau
berpura-pura saya sudah MAPAN. Kan mapan gak hanya diliat dari gaji dan
tunjangan? mapan itu kan dari hati? Ya terserahlah yang mikir seperti
ini, hehehe, selama bayar uang sekolah anak pake uang beneran gak pake
hati ya kudu buka mata lebar-lebar, mana ilusi mana realita. Nah karna saya gak bisa lari dari kenyataan, hehehe, ya saya cari jalan, gimana saya bisa MAPAN, kali ini
mapan yang beneran, yang bisa saya rasakan sendiri, bukan mapan menurut "pandangan orang".
Waktu saya pilih resign dan jualan kue, pertanyaan pertama datang dari orangtua, kekhawatiran pertama datang dari orangtua. Ini masuk banget sama teorinya Coach D. Beda generasi, akan muncul profesi-profesi baru yang mungkin dirasa
"tidak masuk akal" oleh generasi sebelumnya.
Waktu
saya jualan kue online, yang paling khawatir adalah bapak, karena
pendapatannya bakalan nggak tetap, belum tentu, dll. Trus, mana tokonya,
kok nggak ada tokonya, nanti gimana, nitip-nitip di warung gitu apa gimana?
Hehehe...
Barulah ketika masuk TV, bapak liat di kantornya waktu itu (bapak saya kantornya di kantor polisi wkwkkw), baru ngerti
"oohhhhh kayak gitu to, jualan kuenya pake komputer"
hehehhee.... Kuenya dibikin lalu difoto lalu dimasukin ke internet,
orang yang buka internet bisa liat dan bisa pesen. Bapak baru paham.
Waktu
kemudian suami memutuskan ngerjain bisnis Oriflame ini bareng-bareng,
meninggalkan karir sebelumnya di perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia,
beberapa bulan waktu dipakai untuk meyakinkan orangtua. Kenapa? Karena
ini
"profesi baru" yang belum banyak contohnya bahwa ini bisa
dikerjain dan bisa jadi penghasilan utama. Gak ada seorangpun dari
keluarga suami yang sudah sukses berbisnis MLM.
Apa itu Oriflame? Nggak ada yang tau :)
Nggak
masuk akal untuk orangtua dan saudara-saudara, tapi tiap bulan punya
penghasilan puluh-puluh juta begini, punya mobil mewah sampai 2, tapi nggak
ada kantornya... :D kantornya ini, komputer ada kucingnya, wkwkwkw...
|
kerja ditemani kucing lucu |
Ada sih kantornya, kalo dianggap berkantor itu harus di luar rumah, Oriflame Sudirman yang biasanya dianggap kantor, hehehe. Tapi
kesananya suka2 aja gitu, kapan mo pergi, kapan gak mau pergi, bajunya
juga kadang bagus kadang kaos, nah beneran gak ini? :))
Pagi nganterin anak sekolah, siang ada di mall, dll, tapi jalan-jalan keluar negeri tiap tahun.
Baju seragamnya mana?
Name tagnya mana?
Atasannya siapa?
Berangkat sama pulangnya jam berapa?
Gak ada yang gini-gini... :)
Belum masuk akal untuk beliau untuk disebut sebagai "pekerjaan". Akhirnya kami bisa meyakinkan orangtua bahwa ini adalah pekerjaan juga,
pekerjaan yang ya memang ada yang seperti ini.
Kemaren
coach D cerita tentang pekerjaan yang hanya ada di era sekarang, gak ada
di era sebelumnya jadi akan sulit dipahami oleh generasi sebelumnya. Apa saja misalnya? Ini beberapa contohnya:
BUZZER,
apa pekerjaannya? Kerjaannya jadi admin merangkap asisten pribadi, yang
mengurusi account2 onlinenya orang-orang atau institusi yang menyewa jasa mereka. Kerjanya cuma ketik2 aja pake gadgetnya. Sampe bisa punya beberapa gadget. Dapet duit? Ya dapet lah, banyak! :)).
Masih ingat masa kampanye presiden lalu? Yang hebohnya masih tersisa sampai hari ini. Disitu banyak sekali buzzer yang share kelebihan calon andalannya dan share keburukan musuhnya. Orang
melihatnya kok fanatik bgt sih, tapi ya itulah buzzer, bisa jadi
profesi yang menghasilkan uang yang banyak di era sosial media saat ini
:). Membuat review cafe, produk kuliner atau produk fashion di blog juga salah satu contoh buzzer.
Apalagi misalnya?
Nah yang ini saya suka beli bukunya, yaitu
PERSONAL SHOPPER! hahahaa, demen banget bacanya, wkwkwkw. Baru kemaren beli bukunya "Miss Jinjing edisi Bangkok", buat persiapan Executive Conference :). Kerjaannya
apa kalo personal shopper? Dulu ketika merk-merk elit fashion belum buka
outlet di Jakarta, profresional shopper dibayar untuk membelikan tas-tas keren tersebut buat klien, diongkosi keluar negeri dan mendapat fee.
See? Jalan-jalan gratis, ... dibayar pula! Kenapa kliennya gak keluar negeri sendiri? Kliennya sangat sibuk sehingga untuk liburan belanja sudah tidak sempat. Selain klien yang sifatnya personal dan menuntut barang yang ori ada juga yang sifatnya untuk bisnis. Belanja grosiran :D. Sering
melihat tas kw di pertokoan ITC Mangga Dua? Nah si professional shopper ini sangat
tahu dimana kulakan tas kw yang kualitasnya bagus sampai mata orang awam
tidak akan bisa membedakan dengan yang orisinil. Dan tempat
belinya sangat rahasia karena si produsen sangat berhati-hati dalam memilih pembeli, tidak
diobral seperti barang palsu yang kualitas rendah.
Ada lagi?
Food Stylist! Sekali
datang mereka dibayar 4-10 juta, hanya untuk mendandani makanan untuk
keperluan penyajian, untuk keperluan foto misalnya. Makanan didandanin?
Kalo suka nonton Masterchef, atau Top Cities Top Tables, makan bisa
penyajiannya kayak lukisan. Makanan ini juga mesti punya seni tinggi
untuk dilihat sebelum dimakan.
Luar biasa yaaa...
Banyak banget kerjaan-kerjaan lain yang mungkin kita nggak tau. Ada professional gamer, dll.
Itu ada, dan semua pekerjaan profesional yang muncul di era sekarang, yang dulunya nggak ada.
Nanti di jaman anak-anak kita, mungkin yang namanya pekerjaan bergengsi udah bergeser standarnya. Semakin kesini, pekerjaan semakin macam-macam, HOBI PUN BISA JADI PEKERJAAN!
Hobi yang bisa dianggap karir itu kayak apa?
Coach kasih gambar ini.
|
P.I.PO |
Penjelasan gambar ini gimana?
Karier yang ideal adalah yang kita punya
PASSION atas
hal itu. Passion itu apa? Passion itu ya sesuatu yang kita kerjain
karena kita CINTA, jadi ngerjain berulang dan terus menerus pun kita
malah makin seneng! Anda tau? Orang-orang yang bekerja dengan passion, mereka
tidak perlu dimotivasi! Mareka bisa terus menerus memotivasi dirinya
sendiri dan dengan mudah akan MENCARI motivasi tanpa harus menunggu
siapapun.
Kriteria berikutnya adalah,
IDENTITY, yang kita BAGUS dalam hal itu. Bagus
maksudnya punya kelebihan disitu. Ya semua orang tau bagus bukan karena
kita punya bakat yang turun dari langit, bagus ini bisa diLATIH. Kalau
kita punya passion di satu hal, tapi kita belum terlalu bagus di hal
itu, apa yang harus kita lakukan? ya LATIHAN, ikutan training, les, apa
aja, cari ilmunya, asah teruss, sampai kita bagus di hal itu. Penyanyi
misalnya, mungkin punya bakat suara bagus, tapi tetep dia harus latihan
sampai suaranya bisa diasah jadi lebihhh baguss lagi!
Yang terakhir adalah
PAY OUT, alias, dari hobi tersebut, kita dibayar. Kalo
belum dibayar? Ya namanya hobi aja, hobinya belum jadi karir, hobinya
masih membutuhkan biaya, nggak bisa memberikan pemasukan. Iya memang
hobi itu hiburan, tapi alangkah bagus kalau udah menghibur kita, ngasih
duit pula, efektif dan efisien!
Bayangkan yaa, kita seneng sama
yang kita lakukan, kita baguss dalam hal itu (kalo belum bagus kita
semangat melatih diri sampai kita bagus di hal itu!), lalu kita dibayar
dengan sepadan karena ngerjain hal yang kita suka itu. Tambahan satu
lagi sih kalo kata saya ya coach, dari teori PIPO itu, kita tetep yang
mengendalikan bisnis yang berjalan, bukan bisnis yang jadi mengendalikan
kita dengan dalih "hobi" jadi tetep bisa punya waktu buat diri sendiri
juga walopun kerjaanya sudah sangat menyenangkan! :)
Teruusss lanjut...
Entrepreneurship
berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini sebagai jenis profesi
baru. Sebenernya bukan entrepreneurshipnya tujuannya, ini cuma jalannya
aja. Apa sebenernya tujuannya?
Gak lain adalah
FREEDOM.
Work WHEREVER. Bisa bekerja dari mana saja. Gak harus ke kantor.
Work WHENEVER. Kerja kapan saja, sesuka kita. Gak takut telat terus gaji dipotong.
Work ON INTEREST. Kerja di bidang dan pekerjaan yang paling kita sukai.
Kalau
pekerjaan yang diimpikan orangtua saya buat saya dulu adalah pekerjaan
yang 8 to 5 berkantor di tempat tertentu, sekarang trend bergeser,
pekerjaan yang diimpikan hampir setiap orang adalah bekerja dari mana
saja, kapan saja, dan bekerja menggeluti sesuatu yang disenangi! Ini ada
surveynya...
Beneran pekerjaan impian banget!
Adakah pekerjaan kayak gitu?
Wah banyak...
Adalah kesempatan kayak gitu?
Dimana-mana ada...
Kalau
belum nemu, mungkin kitanya aja yang masih pakai pola pikir jaman dulu,
jaman generasi sebelumnya, bahwa yang namanya kerja yang menghasilkan
pemasukan yang terjamin itu yang begini2, padahal di jaman sekarang
pastinya udah lain...
Di salah satu slide, coach D kasih
grafik umum perbandingan penghasilan antara 3 klasifikasi profesi.
|
AKADEMIS - PROFESIONAL - BISNIS |
Pertama, profesi kalangan
AKADEMIS.
Yaitu
mereka kerjanya berdasarkan jenjang pendidikan, yang punya pemasukan bagus, tetap, tapi akan turun drastis di
masa pensiun. Mereka ini biasanya kalangan karyawan/pegawai perusahaan.
Kedua, kalangan
PROFESIONAL.
Resikonya
kecil, pendapatannya bisa naik dan turun tergantung giat tidaknya kerja. Trend pendapatannya naik. Ini
biasanya para freelancer, orang2 dengan keahlian khusus yang bekerja
independen, termasuk juga konsultan Oriflame spt kita. Dengan
keahliannya, di masa pensiun pun mereka masih punya keahlian (apalagi
kalo Oriflame-an, gak tunggu tua untuk bisa hidup ala-ala menikmati masa
pensiun, tapi incomenya tetep ngalir deras).
Ketiga, kalangan
BISNIS.
Mereka
adalah orang2 yang berani mengambil resiko besar, pendapatannya juga
besar. Biasanya kalau ketemuan sesama kalangan bisnis ini, gede2an utang
yang mereka ambil di bank, kata coach D :))) Mereka adalah
pengusaha-pengusaha besar.
Banyak sekali profesi di dunia ini. Banyak profesi-profesi baru yang dulunya tidak ada kemudian jadi ada. Kalau dulu bekerja definisinya adalah berkantor, sekarang bekerja tidak harus berkantor. Mungkin
dulu nggak kebayang bagi orangtua kita, bahwa dengan dari rumah saja
penghasilan bisa setara eksekutif di gedung-gedung tinggi perkantoran, tanpa
ikatan jam kerja, tanpa punya atasan.
Jaman dulu bekerja dengan independen tidak sesemarak seperti sekarang.
Bekerja tanpa batas salah satunya di Oriflame via d'BCN. Pagi
nganter anak sekolah, siang ketemuan sambil makan siang bareng
temen-temen, 6 bulan sekali terbang keluar negeri untuk liburan, mobil
terparkir di garasi tinggal pilih pakai yang mana. Untuk sebagian orang hal itu MUSTAHIL.
Tapi apalah artinya kata orang...
Semua orang punya jalan yang dipilih masing-masing.
Semua orang berhak untuk berhasil, dengan caranya masing-masing.
Hasilnya bisa dipake bayar KPR? bisa. Bisa dipake buat belanja? bisa.
Tidak perlu persetujuan dari orang lain untuk menentukan kita mau bekerja apa, kita mau menyukai bidang apa.
Perlu nggak? Sekali lagi tidak.. :)
Kalaupun kita berbeda, itu bukan soal sama sekali. Ini hidup kita, kita yang ambil keputusan. Hidup cuma sekali. Habiskan sebagian besar waktu yang kita punya dengan hal yang
"GUE BANGET!"... :). Cintai yang kita kerjakan, ahli lah dalam hal itu, dan pastikan dengan menekuni hal itu, kita akan dibayar mahal! :)
Berkarir di Oriflame yang adalah MLM?
Ya ini CARA GUE! :)
Yulia Riani & Andri Wibowo
www.yuliamaki.net
bit.ly/yuliamaki