Halooo pagiii! :)
Mumpung
Bagas tidur dan Kinar main sendiri, punya 10 menit waktu buat
menumpahkan yang sudah beberapa hari ini ada di pikiran, hehehhe....
Untuk yang sebelumnya mungkin penghasilannya dari suami.
Atau punya penghasilan juga dari ngantor.
Laluuuu kemudian B E R B I S N I S....
Khususnya ibu-ibu nih yaa...
Yaa ini nyeritain pengalaman saya aja, bahwa saya pernah ngalamin juga nih spt ini :)
"Emang gaji suaminya kurang?"
"Emang gaji kantormu kurang?"
"Emang kamu kurang sibuk?"
"Emang kamu kurang kerjaan?"
"Emang usaha kuemu udah ga laku?" *ini saya hehehee pernah diginiin
"Jadi orang itu mesti pandai-pandai bersyukur, udah cukup ya udah, jangan semua muanya maunya dikerjain, namanya serakah...." *glek
Nggak tau nih ya.
Seakan-akan,
ketika kita mulai berbisnis, yang biasanya bisnis itu umumnya adalah
JUALAN, dianggapnya orang butuh duit. Butuh duit itu nista gitu,
wkwkwkw.
Padahal antara jualan dan kantoran itu bedanya hanya 1,
kalo jualan, dapet duitnya pas pembelinya bayar, kalo kantoran, dapet
duitnya ya sekali sebulan, itu aja bedanya. Hanya cara uangnya diterima
saja.
Padahal siapapun yang komen, makannya nasi juga dan berasnya pasti beli.
Baju yang dipake, beli nggak?
Minum air aqua, beli nggak?
Nggak beli deh, ngerebus aer kran, gasnya beli nggak?
Beli pakai apa? *pake daun singkong ya? :D
"Emang gaji suami kurang?"
Kalopun ga kurang, kenapa? nggak boleh nih cari rejeki?
Ada peraturan pemerintah yang mengharuskan suami gajinya kurang baru istri diperbolehkan buka usaha? :)
"Emang kamu kurang sibuk apa? Sempet2nya"
Orang mau berusaha bisnis, dibilang kurang kerjaan, hehehe....
Yang
kurang kerjaan mungkin ya yang malah sibuk ngomentarin negatif orang
lain yang mau berusaha berubah ke arah yang lebih baik. Karna biasanya
orang yang sibuk produktif nggak sempet kasih aura negatif ke orang
lain. Mungkiiinnn :)
Trus biasanya, si ibu yang
tadinya semangat mau coba berbisnis, jadi goyah lagi, karena tekadnya
mau mencoba, dipatahkan oleh oranglain, yang sebenernya juga entah
pernah apa enggak si komentator ini buka bisnis tapi berpendapat
seakan-akan si ibu ini pasti akan gagal!
Duuh sayang sekalii... Udah gitu nurut pula si ibu ini, ga jadi ah coba, entar gagal.
Arrghhhhh buuuuu....
Pupus sudah.
Back to zero.
Padahal si tekad tadi tinggal direalisasikan aja, nggak usah tunggu sempurna, COBA aja! Dan perbaiki sambil jalan.
Saya pernah baca sebuah tulisan, yang bilang:
"Jangan karena anda mampu membeli, anda jadi menganggap menjual itu derajatnya lebih RENDAH daripada membeli" ooh so true :)
Kita gaya2an beli gorengan, padahal si tukang gorengan punya rumah tingkat 2 di kampungnya sana, wkwkkw, siapa tau?
Tukang
sate depan komplek saya aja udah bisa berangkat haji, dan kalo lebaran
liburnya 2 bulan, suka colek2an sama papa, papa jatah cutinya berapa
setahun? dan kita ketawa bareng, hahahaha, jangan bangga kita keren2an,
tukang sate lebih bisa menikmati hidup, bisa libur lebih lama :) Itulah,
ga ada yang mesti dibanggakan atau menganggap kita ini lebih keren
daripada orang lain.
Suami juga pasti lebih seneng punya istri yang bisa bijak mengatur keuangan keluarga.
Mungkin
malah bisa menghasilkan uang tambahan buat keluarga, walopun ga banyak
ya, cuma cukup buat diri sendiri misalnya. Jualan kerupuk, sehingga bisa
beli sandal jepit pake uang sendiri, hasil keringat sendiri, pasti lah
si istri akan bangga... :) Beli sendal jepit, uangnya dari hasil
berbisnis kerupuk, wahhh ademmm banget dengernya :)
Untuk yang sudah ngantor, sudah punya penghasilan, kemudian mencoba berbisnis, biasanya pertanyaannya adalah "Emang gaji kantormu kurang? Emang kurang sibuk?"
Gaji kantor dan kesibukan kalo kata saya ya ga ada hubungannya sih :)
Banyak kok temen2 saya yang sambil ngantor juga, bisnis juga.
Ada yang penghasilan kantornya 50jt, tetep berbisnis juga. Ya apa sebabnya tidak boleh?
Sekali
lagi ga ada larangan dari segi etika atau hukum, bahwa yang sudah punya
penghasilan dilarang berbisnis. 9 dari 10 pintu rejeki adalah
perdagangan, dan kita masih kekeuuhh aja bahwa mencoba bisnis artinya
kurang kerjaan atau gajinya kurang :p
IMHO, ya menurut saya pribadi, kekeuh kayak gitu adalah salah satu contoh pemikiran yang ketinggalan jaman. Kekeuh atas hal yang salah. Padahal manusia diciptakan untuk bisa beradaptasi.
Kemaren nonton salah satu acara di BBC Knowledge.
Acara
ini membahas tentang usaha/bisnis yang hampir bangkrut, yang dikelola
oleh pemiliknya yang rata-rata sudah usia paruh baya.
Yang
akan menyelamatkan mereka adalah pengusaha-pengusaha muda, yang
sebelumnya akan menyamar menjadi pegawai magang, untuk menyelidiki
dimana kekurangan-kekurangan bisnis tsb, termasuk menyelidiki spt apa
pemikiran si pemiliknya.
Anak-anak muda ini
umurnya rata-rata 23-34 tahun bo *plakk* sudah punya bisnis jutaan
dollar dan sudah berkembang. Ada yang malah 19 tahun, huaaa huaaaaa....
Dari nonton acara tsb, biasanya kenapa si bisnis stagnan, atau menurun, adalah karena si pemilik bisnis ini tidak mampu merespon perubahan.
Misalnya,
ada perkebunan lavender yang hampir bangkrut, mereka memproduksi minyak
sendiri yang sangat bagus, tapi ternyata botol kemasannya udah jadoel
banget, akibatnya ga ada yang mau beli. Papan namanya juga udah tua,
interior ruangan tempat kumpul2nya juga udah reot.
Tantangan
berikutnya adalah biasanya si pemilik, karena merasa usianya lebih tua,
meremehkan nasehat dari si penasehat2 muda tadi, karena dianggap baru
anak kemaren sore. Yaa pelajaran yang bisa saya ambil sih, ilmu itu
darimanapun asalnya kita mesti terima, apalagi demi kebaikan kita, mau
sudah tua kek, masih muda kek, yang penting adalah isi nasehatnya.
Terbukti di akhir acara, usaha tsb bergerak maju, karena si pemilik mau mengikuti saran dari si para pengusaha muda tsb... :)
Ketika kita lahir di keluarga yg memang pebisnis, memutuskan membuka bisnis mungkin sudah bukal hal asing.
Tapi
ketika lingkungan kita rata-rata bukan pebisnis, tapi kita mau MENCOBA,
dan kemudian mungkin kanan kiri atas bawah depan belakang kita
meragukan apa yang akan kita lakukan, hanya karena mungkin kita berbeda
dari lingkungan kita, sehingga ditanyain macem2 kayak di atas tadi, yaa
yang bisa saya saranin hanya, pegang teguh niatnya, tujuannya,
impiannya...
Berani berbeda, walaupun tidak sama dengan orang2 sekitarnya, itu sama sekali tidak apa-apa.
Yang kita tanam, kita rawat, kita jaga, akan kita tuai.
Semoga sukses! :)
Yulia Riani
Oriflame Diamond Director
www.mamakintan.blogspot.com - blog cerita waktu ngantor.
www.chefwannabe.wordpress.com - blog cerita membangun bisnis kue.
www.yuliamaki.blogspot.com - blog cerita membangun bisnis Oriflame.
"Buatlah rencana hidupmu sendiri atau seumur hidup akan menjadi bagian dari rencana hidup orang lain" ~ Rangga Umara
---
Yulia Riani/Andri Wibowo
email : makidanpaki@gmail.com