Sunday, December 28, 2014

Melindungi Kulit Dari Udara Kering Dengan Skincare

Skincare bekal umroh
Sudah tanggal 28 Desember, sebentar lagi akan berganti ke 2015. Tiga setengah hari lagi batas kualifikasi untuk ikut di Director Seminar 2015 di Bandung. Hayo kurang berapa bp lagi?

Pas umroh 16 s/d 24 Desember lalu saya bawa bekal rangkaian skincare dari Oriflame. Milk & Honey Body cream untuk saya pakai di badan, tangan dan kaki. Optimals Even Out Day Cream untuk di wajah. Dan Tendercare untuk dioles di bibir.

Tapi dihari saat inti ibadah umroh saya tidak memakai rangkaian skincare tersebut karena sedang ihrom.

Dua hari saya kelupaan pakai setelah selesai ihrom. Yang ada kulit berasa kering. Kulit dibibir mengering dan terlihat sekali sampai akhirnye mengelupas. Langsung deh pakai lagi. Setiap habis wudlu saya oleskan tipis-tipis.

Hasilnya luar biasa! Tidak ada lagi bibir kering. Kulit terasa nyaman. Angin kering di Mekkah tidak membuat kulit tersiksa .

Sampai di Indonesia tidak ada masalah dengan kulit.

Untuk Oriflamers yang baru bergabung dan sedang bingung mau tupo apa, saya rekomendasikan rangkaian produk skincare ini. Kalau untuk sehari-hari saya lengkapi dengan night cream dan eye cream. Ya karena kulit saya bukan kulit abg, jadi perlu dirawat lebih extra . Night cream dipakai sehabis mandi sore. Eye cream dipakai dibawah mata yang agar tidak berkantong. Rutin pakai dan rasakan perubahan dikulit, apalagi buat teman-teman yang kerja setiap hari berjam-jam diruang berAC.



Oh iya, untuk pemakai berusia diatas 40 tahun, pakainya skincare seri Time Reversing. Seri ini ada Time Reversing Intense SkinGenist Day Cream SPF 15, Time Reversing Intense SkinGenist Night Cream dan Time Reversing Intense SkinGenist Eye Cream.

Happy tuponas!

www.yuliamaki.net

Umroh Dream Beyond Borders Dari Oriflame

Setelah berkunjung dan menunaikan sholat wajib maupun sunnah di Masjil Al Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah rasanya melihat tempat-tempat bersejarah di negara lain seperti biasa saja :D. Masjid Al Haram (saat ini sedang dalam renovasi/perluasan) dan Masjid Nabawi indahnya luar biasa, interior maupun exterior. Penuh dengan detil yang menarik di kubah, tiang dan lampu gantungnya. Berkunjung kesini dapat paket komplit, nilai ibadah dan historis. 



Flashback ke Februari 2014 lalu, ketika program ini diumumkan diacara Director Seminar. Kejutan yang luar biasa! Turkiii, yess! Salah satu negara yang ingin saya kunjungi, karena banyak bangunan bersejarah disini. Kalau baca novel Dan Brown yang terakhir, Inferno, ending dari novel ini di Turki. Novel ini setingnya di Florence dan Turki. Florence sudah saya kunjungi ketika Gold Conference di bulan September lalu, walau belum bisa napak tilas titik-titik yang disebut di novel tapi beberapa tempat bisa saya kunjungi. Napak tilas atau susur jejak novel seperti ini pertama kali saya lakukan ketika berkunjung ke Paris, setelah membaca Davinci Code. Saya kunjungi objek seni yang disebut di novel, yang tidak ketemu hanya lukisan Madona Of Rock. Senang juga bisa ke Roma pas Gold Cruise, karena Roma menjadi latar belakang novel Angel And Demon. 

Saya dan Maki deal, kami pilih Turki saat itu. Memang belum pasti berangkat tapi tujuan harus ditetapkan dulu :). Kalau berjalan tanpa tujuan nanti yang ada malah salah sasaran. Sampai pada suatu hari saya baca posting status Bob Sadino di fb beliau. 


"Deg", dalam hati. Langsung saya bilang ke Maki apa masih bisa mengubah tujuan destinasi dream beyond borders. Maki awalnya gak percaya saya ganti destinasi dari Turki ke Umroh. Bahkan ketika diumumkan bahwa kami lolos kualifikasi Maki masih bertanya apakah saya masih mau mengganti destinasinya :D. Baru sepulang umroh saya cerita ke Maki kenapa saya mengubah destinasi dari Turki ke Umroh. Hehehehe


Persiapan Umroh
Persiapan pertama untuk menyongsong umroh saya lakukan dengan berkunjung ke rumah sahabat yang sudah pernah menunaikan ibadah haji dan umroh. Saya dibekali tips praktis dan beberapa buku sejarah. Antara lain sejarah Kota Madinah, Kota Makkah dan Masjid Nabawi. Kenapa saya dibekali buku sejarah? Katanya biar setelah ibadah di masjid gak tawaf di mall tapi mengeksplorasi tempat-tempat menarik di sekitar masjid atau kalau bisa disekitar kota :D. 

Bekal buku untuk umroh

Dari pihak travel (Tibi Tour - Turisina Buana) ada sekali pertemuan pembekalan. Isinya manasik umroh, penjelasan lokasi hotel dari masjid serta hal2 penunjang kegiatan selama di Madinah dan Makkah. Kami dibekali buku panduan perjalanan dan buku doa.

Persiapan dokumen antara lain adalah paspor dan bukti vaksin miningitis. Januari lalu kami ke Afrika Selatan juga mensyaratkan vaksin, tapi vaksinya yellow fever. Paspor juga mensyaratkan memakai 3 suku kata nama. Karena nama saya masih dua suku kata jadi perlu penambahan satu suku kata lagi. Saya tambahkan nama bapak. Saya baru ingat nama ibu dan bapak saya masih satu suku kata. 


Imigrasi Jeddah
Saat yang ditunggu akhirnya tiba, tanggal 16 Desember kami berangkat menggunakan pesawat Garuda. Sebagian besar oriflamers menghadiahkan umroh ini untuk keluarga tercinta. Ayah, ibu, atau kakak. Siang jelang Dhuhur pesawat kami take off. Sampai di bandara King Abdul Aziz di kota Jeddah sekitar pukul 5 sore waktu Jeddah. Jelang magrib. 

Siap berangkat menuju Soeta
Bersama Pak Slamet, papinya Mbak Retno, yang merupakan downline kami.

Pada saat manasik umroh oleh travel kami sudah diberitahu bahwa imigrasi di Jeddah pelayanannya suka-sukanya dia. Kami semua diminta untuk sabar, ikuti saja dan tak usah ngerundel, karena disana kita berniat ibadah dan jangan sampai dikotori dengan emosi yang tak perlu. Hehehe, rupanya memang benar. Saya pas berada di antrian yang petugas imigrasinya seperti diceritakan saat manasik. Saya tengok keantrian disebelah rupanya ada juga teman seperjalanan yang mengalami hal serupa seperti saya :D. Lamaaa sekali antrian imigrasi. Ada yang ngomel-ngomel ada juga yang pasrah saja. Mau ngomel-ngomelpun juga tak bisa protes ke petugasnya, cuma jadi nyampah sendiri saja. Ada teman seperjalanan yang lewat imigrasi dengan cepat tanpa scan sidik jari, dan saya kebagian yang lama, scan sidik jari sampe diulang2 :D. Adzan magrib dan isya' sudah berkumandang, tapi saya belum keluar dari antrian imigrasi.

Jamaah umroh yang langsung menuju Mekkah dan mengambil miqot di Bandara King Abdul Aziz

Untungnya bagasi kami sudah diurus oleh petugas travel. Petugas travel sudah standby di lokasi pengambilan bagasi dan mengumpulkan koper kami semua. Gak terbayang jika saya berangkat sendiri. Karena saking lamanya antri di imigrasi pesawat yang mendarat sudah berganti-ganti. Ditempat pengambilan koper sudah tak tertera lagi nomor penerbangan pesawat yang saya naiki tadi. Alhasil saya orang terakhir yang naik bis disaat teman-teman serombongan sudah menunggu dan sedang makan malam :D. Kami melanjutkan perjalanan ke kota Madinah, waktu tempuh kurang lebih 5 jam, naik bis sejauh 450km.


Memasuki Kota Madinah
Menjelang batas Kota Madinah, kami dibangunkan oleh mutawif, diajak berdoa bersama. Kami bersiap memasuki salah satu tanah haram, kota suci Madinah. Sampai di hotel sekitar pukul 1.30 dini hari. Setelah mendapat kunci kami ke kamar masing-masing. Sekamar berdua. Saya sekamar dengan Pak Slamet, papinya Mbak Retno. Kalau lanjut tidur alamat bablas, bisa kelewat subuh di masjid. Daripada ngantuk kami ke masjid saja, sholat dan ngaji sampai jelang subuh. Setelah sholat subuh baru kembali ke hotel. Kami menginap di Hotel Eiman Taiba. 


Masjid Nabawi dan Al-Raudhah
Ketika pulang dari Masjid Nabawi kami mengambil jalan yang berbeda dengan ketika datang. Kami melewati Raudhah dan makam Nabi dulu. Saya ingin melihat tempat yang sangat spesial ini. Raudhah selepas subuh ramai sekali, sampai akhirnya ditutup oleh petugas karena tak lagi bisa menampung jamaah. Kami bersama banyak umat Islam dari penjuru dunia berjalan pelan sekali melintasi makan Nabi sambil berucap salam kepada beliau. Di makam yang dulunya kamar Aisyah terdapat 3 makam. Makam Nabi Muhammad, sahabat Abu Bakar dan Umar. Sampai luar masjid rupanya matahari sudah mulai terbit, warna langit sudah berubah kebiruan tidak lagi hitam legam. 

Perjalanan dari masjid ke hotel untuk pertama kali tidak mulus. Saya dan papi tersesat. Pertama salah gerbang keluar, berbeda dengan gerbang kami masuk. Karena kami pada saat tiba di hotel dan berangkat ke masjid tidak melakukan pengamatan apa yang ada disekitar kami jadi kami bingung sendiri. Juga pada saat kami berangkat suasana masih gelap. Kami berdiri disebuah bundaran yang berada ditengah jalan. Hotel kami sudah ada di samping bundaran tersebut, tapi kami malah mengambil arah jalan yang berbeda. Jadilah kami muter-muter. Akhirnya mencoba petunjuk dari google maps. Kami sempat ragu, karena google maps mengarahkan kami ke arah jalan raya besar, yang berlatar belakang bukit merah. Akhirnya kami ikuti saja, dan rupanya google maps yang benar :D. Dan kami tertawa bersama karena rupanya daritadi kami sudah dekat dengan hotel tapi karena tidak melakukan pengamatan ciri-ciri bangunan untuk jadi patokan jadinya kami muter-muter saja. Di Madinah antar lobi hotel dan bagian belakang hotel mirip-mirip karena gak ada halaman yang luas seperti layaknya lobi hotel di Indonesia. Hehehehe, olahraga pagi. Setelah sarapan saya lanjut tidur lagi. Jadwal dari pihak travel pagi ini akan mengunjungi Raudhah. Saya pilih tidur saja. Untuk jamaah perempuan jadwal masuk raudhah memang sangat terbatas, hanya pagi-pagi diwaktu dhuha sampai jelang dhuhur. Kalau jamaah laki-laki bisa setiap saat ke Raudhah, kecuali saat Raudhah dibuka khusus bagi jamaah perempuan :)

Yang dimaksud dengan Raudhah adalah ruang dimasjid Nabawi yang berada diantara mimbar dan kamar Rasulullah. Keutamaan tempat ini disebut dalam hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah :
"Diantara rumah dan mimbarku adalah taman-taman surga, dan mimbarku diatas telagaku"
Raudhah adalah tempat yang mustajab untuk berdoa. Di Raudhah ini juga terdapat mimbar yang digunakan Nabi ketika berkhutbah. Untuk masuk ke Raudhah perlu usaha ekstra karena berebut dengan jamaah lain. Berdesak-desakan untuk masuk. Kadang untuk sujud susah karena semua ingin masuk. Gak bisa sujud ya berdoa dengan berdiri. Kadang penjaganya meminta yang sudah lama berdiam di Raudhah untuk keluar, gantian dengan umat yang lain, apalagi yang terlihat hanya duduk-duduk merenung :D.

Mimbar tempat Nabi Muhammad khutbah.
Yang warna hijau dibelakang itu batas rumah Nabi.


Karpet Raudhah, warnanya hijau, berbeda dengan karpet masjid yang warnanya merah.

Masjid Nabawi adalah salah satu masjid yang sangat istimewah bagi umat Islam. Sholat di Masjid Nabawi seperti seribu kali sholat di masjid yang lain seperti hadist berikut:
"Sholat di masjidku ini lebih utama dari seribu kali sholat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram"
Istimewanya adalah dalam derajad pahala dan bukan berarti setelah sholat di Masjid Nabawi terus tidak mengejarkan sholat lagi sepulang dari umroh karena merasa sudah 1000x sholat, SALAH BESAR!

Di halaman Masjid Nabawi terdapat payung-payung besar yang menaungi jamaah dari teriknya matahari. Plus menambah indahnya masjid. Allahu akbar. Indah sekali karya seni Islam. Oh iya, di bulan Desember, Madinah hawanya sejuk disiang hari, tapi dingin di malam hari. Ketika sholat subuh saya harus mengenakan jaket dan kaos kaki supaya ibadah tidak terganggu hawa dingin.

Matahari terbit di Madinah
Payung di halaman masjid sedang terkembang
Payung menguncup kala matahari mulai terbenam dan mengembang lagi menjelang adzan subuh.
Selalu ada sudut yang indah di Masjid Nabawi
Setelah sholat subuh disuguhi pemandangan yang indah.

Interior Masjid Nabawi juga sangat indah. Terdapat perbedaan desain dibagian masjid yang lama dan bagian perluasan. Petugas kebersihan selalu standby di area masjid untuk selalu menjaga masid dalam keadaan bersih. Dan memang bersih sekali. Toilet dan tempat wudlu juga bersih. Sedih rasanya jika ditempat suci tapi toilet dan tempat wudlunya tidak bersih. Tentu sering kita menemui hal tersebut di tanah air. Tugas kita sebagai umat Islam untuk menginfaqkan sebagian rejeki kita untuk menjaga masjid agar selalu bersih.

Ornamen lukisan langit-langit yang indah
Bagian perluasan masjid




















Godaan Belanja
Diluar area Masjid Nabawi setiap selesai sholat selalu ramai pedagang menggelar dagangannya. Baju, gamis, pasmina, sajadah, tasbih, juga buah-buahan. Godaan buat jamaah yang baru pertama kali kesini, hehehehe. Pemandangan yang lumrah ditemui pulang sholat balik ke hotel sambil menenteng plastik belanjaan. Tawar menawar memakai bahasa Indonesia adalah hal wajar :D.

Pantang pulang bawa real.
Perempuan penjual kerudung
"Murah murah murah, 3 lima real"

City Tour Kota Madinah
Kami hanya 3 hari di Kota Madinah. Rasanya hari berjalan cepat. Belum puas menelusuri tempat-tempat bersejaarah. Kami sampai tanggal 17 Desember dini hari. Tanggal 18 dijadwalkan oleh travel untuk city tour. Sayangnya city tour juga tidak bisa full day, hanya sampai menjelang sholat dhuhur untuk mengejar sholat berjamaah di masjid. Semenarik-menariknya city tour, nilainya ibadahnya tetap tidak sebanding dengan sholat berjamaah di Masjid Nabawi. Bener banget sih. Tapi tetep saja dalam hati rasanya kurang puas, hehehe. Harus menginap di Madinah lebih lama lagi biar puas. Bisa berkunjung ke tempat-tempat bersejarah bagi peradaban Islam di masa Nabi Muhammad.

Yang pertama kami kunjungi adalah Masjid Quba'. Masjid Quba' adalah masjid yang pertama dibangun oleh Nabi Muhammad dan sahabat di wilayah Madinah. Dibangun saat perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Keutamaan Masjid Quba' diutarakan oleh Nabi Muhamamad sebagai berikut:
"Barang siapa telah bersuci (berwudlu) di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba' lalu sholat didalamnya dua rakaat, maka baginya sama dengan pahala umroh"
Masjid Quba dari luar.
Bagian dalam Masjid Quba

Masjid Quba' ini dekat dengan perkebunan kurma. Dan memang Madinah terkenal sebagai produsen kurma. Setelah menunaikan sholat sunnah di Masjid Quba', kami ke kebun kurma untuk belanja kurma. Kurma yang paling mahal adalah kurja ajwa, biasa disebut kurba nabi. Warnanya hitam. Satu kilo di kebun kurma harganya 80 real. Ada juga serbuk kurma yang konon katanya berkhasiat untuk kesuburan. Buat yang belum dikaruniai momongan, gak ada salahnya mencoba mengkonsumsi serbuk kurma ini :).

Dari kebun kurma rombongan bergerak ke Jabal Uhud, tempat perang uhud terjadi. Perang uhud ini diceritakan dengan bagus dan dramatis oleh Tasaro GK dalam novelnya Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan, sebuah novel biografi. Membaca adegan tersebut saya membayangkan bagaimana dasyatnya perang tersebut dan pengorbanan para sahabat melindungi Nabi yang terdesak. Di perang ini kaum muslimin kalah karena pasukan pemanah yang sudah diamanahi untuk tidak turun dari bukit apapun kondisi yang terjadi ternyata malah turun karena melihat tentara kafir kalah dan ingin ikut menikmati rampasan perang. Karena keterbatasan waktu kami hanya singgah sebentar tanpa bisa naik ke tempat peperangan terjadi.

Sebagian rombongan umroh Oriflamers berfoto bersama di sekitar Jabal Uhud

Dari Jabal Uhud kami ke Jabal Magnet. Tidak ada cerita sejarahnya disini, hanya berwisata melihat deretan pegunungan gersang yang indah di Madinah. Jalan yang kami lewati masih baru dan berakhir di sebuah pegunungan. Jalan buntu. Di deretan pegunungan ini warga Madinah kala bersantai kala weekend. Menikmati sunset sambil minum teh.







Indah kan deretan pegunungannya? Walau gersang. Enaknya berkunjung kesini kala musim dingin, karena anginnya sejuk. Penggemar treking atau trail running rasanya bisa juga menikmati olahraga disini.

Perjalanan kami lanjutkan menuju tengah kota, kembali ke hotel untuk bergegas sholat dhuhur. Kami melewati Masjid Qiblatain walau tidak berhenti. Melewati area perang Khandaq. Walau namanya perang tapi perang khandaq tidak seperti perang uhud yang saling adu fisik dan senjata. Allah memenangkan kaum muslim di perang khandaq dengan mengirim angin kencang yang memporakporandakan kemah, bahan makanan dan perapian kaum kafir Quraish yang mengepung tentara kaum muslim selama sebulan. Perang ini terjadi di musim dingin. Kami sampai di hotel ketika adzan dhuhur sudah lewat dan sholat sudah dimulai. Saya ambil wudhu, bergegas ke masjid. Sampai di masjid sholat dhuhur berjamaah sudah selesai :(.


Wakaf Al-Quran
Di Madinah terdapat percetakan Al-Quran. Hanya Al-Quran cetakan Madinah yang dipakai di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Di luar gerbang Masjid Nabawi ada penjual (kaki lima) Al-Quran yang bilang "wakaf wakaf wakaf". Maksudnya kita beli Al-Quran dan Al-Quran tersebut kita tinggal di masjid dengan harapan Al-Quran tersebut dibaca oleh jamaah dan kita mendapat pahala dari wakaf tersebut. Al-Quran yang dijual di kaki lima seharga 20 real (ukuran sedang). Sayangnya Al-Quran tersebut bukan cetakan Madinah. Jadi kalau kita taruh Al-Quran tersebut di masjid, oleh petugas masjid Al-Quran tersebut akan dikeluarkan. Entah dikemanakan. Pokoknya hanya Al-Quran cetakan Madinah yang diakui. Pemerintah Arab Saudi tentu sudah menganggarkan biaya untuk Al-Quran di masjid. Kalau berniat membeli Al-Quran cetakan Madinah bisa beli di toko buku atau di percetakan Al-Quran langsung. Harga di toko buku untuk ukuran sedang sekitar 40 real. Di percetakan tentu lebih murah.

Biar gak penasaran saya beli Al-Quran cetakan madinah dan non madinah. Sekilas sama. Digambar dibawah yang sebelah kiri adalah cetakan madinah dan yang sebelah kanan entah cetakan negara mana.

Al-Quran cetakan Madinah dan cetakan negara lain.

Pengamatan secara visual, Al-Quran cetakan Madinah pita penandanya warna kuning. Di kaki lima penjual Al-Quran tidak ada Al-Quran yang berpenanda pita kuning, walau sampulnya mirip warna hijau berornamen emas. Dibagian belakang Al-Quran cetakan Madinah terdapat halaman berisi sambutan dalam tulisan arab dan bagian akhirnya ada "al madiinah al munawwarah". Selain bersampul hijau, ada juga yang Al-Quran cetakan madinah yang bersampul biru. Penanda tetap memakai pita kuning. Ada tulisan "al madiinah al munawwarah". Tapi cetakan huruf arabnya masih lebih bagus yang bersampul hijau.

Bagaimana dengan isinya? Kalau hal ini bukan kapasitas saya menilai. Saya pakai ngaji dan mengamati surat-surat pendek di juz 30 sama kok. Hanya untuk kata yang menunjuk kepada Allah dicetak dengan warna merah.


Pembekalan Pra Umroh
Hari Jumat 19 Desember adalah hari terakhir di Madinah. Setelah sholat Jumat kami bersiap-siap menuju Mekkah. Di hotel kami bersiap dengan pakaian ihram. Ada catatan menarik dari pembekalan terakhir sehari sebelumnya oleh pembimbing kami, Ust Munir. Beliau adalah warga Indonesia, permanent residence di arab, kuliah di arab, dan sudah tinggal disana sejak tahun 1996. Di pembekalan singkat tersebut beliau menyinggung soal aurat wanita dan hal-hal kecil yang bisa menyebabkan kita membayar dam atau denda karena melanggar larangan ihram.

Menurut beliau yang bukan aurat wanita adalah wajah dan telapak tangan bagian depan serta belakang. Karena beliau lihat banyak jamaah perempuan yang beranggapan bahwa hanya telapak tangan bagian belakang/dalam yang bukan aurat sehinga baju ihromnya menjulur panjang sampai menutupi bagian telapak tangan bagian depan. Ketika saya makan di restoran berbarengan dengan rombongan yang akan umroh memang merepotkan sekali tambahan kain yang digunakan untuk menutupi tapak tangan bagian depan tersebut. Juga untuk menghindari terbukanya aurat saat memberi salam di rukun yamani dan hajar aswad disarankan jamaah perempuan memakai manset karena jamaah mengangkat tangan kanan sambil mengucap salam.

Hal-hal kecil yang sering lupa ketika sudah berihrom adalah memakai tisu basah dan cuci tangan pakai sabun. Hal tersebut harus dihindari dulu karena tisu basah dan sabun mengandung wewangian yang dilarang ketika sudah berihrom.

Saya bertanya kepada beliau soal kain berjahit. Sebelum berangkat saya membeli beberapa perlengkapan untuk umroh di toko penyedia perlengkapan umroh di Depok. Yang saya beli waktu itu sabuk, celana dalam dari kertas sekali pakai, kain yang digunting mirip celana dalam hanya tidak saja tidak dijahit. Saya bertanya apakah kain yang seperti itu boleh dipakai, toh kain tersebut tidak berjahit. Dijawab oleh beliau bahwa kain berjahit itu maksudnya kain yang dijahit membentuk bagian tubuh seperti celana, baju atau gamis. Kata kuncinya membentuk bagian tubuh. Nah kain yang saya beli tersebut dipotong sedemikian rupa membentuk pola dua segitiga. Untuk memakainya dengan cara diikat. Ya sudah akhirnya kain tersebut tidak jadi saya pakai daripada umroh saya yang tidak sah :).


Menuju Mekkah Untuk Umroh
Sekitar pukul 14.30 waktu Madinah kami berangkat menuju Mekkah. Kami singgah di miqot Masjid Bir Ali untuk menunaikan sholat sunnah ihram dan mengucap niat umroh. Dan sejak saat itu larangan-larangan saat berihram berlaku sampai nanti setelah tahallul.


Miqat di Masjid Bir Ali

Kami kembali naik bis, sekitar 5 jam perjalanan Madinah-Mekkah, menempuh 450km. Jalan yang mulus dan lebar serta tidak macet. Perjalanan yang ditempuh kira-kira setara dengan Depok - Semarang. Kami singgah di rest area untuk menunaikan sholat Magrib dan Isya serta buang muatan perut :D. Sampai di hotel tempat kami menginap di Mekkah sekitar pukul 21.30. Hotel tempat kami menginap namanya Hotel Elaf Mashaer. Alhamdulillah dekat dengan Masjidil Haram. Setelah makan malam kami bersiap-siap menuju Masjidil Haram untuk melakukan rangkaian ibadah umroh.

Rangkaian ibadah umroh antara lain: tawaf (mengelilingi kabah 7 putaran penuh), sa'i (berjalan dari bukit safa ke bukit marwah 3x pp + 1x safa-marwah) dan tahallul (memotong sebagian rambut). 

Air mata saya tak tertahankan ketika mulai masuk Masjidil Haram dan akhirnya melihat Kabah. Kemudian mendekat dan memutarinya. Rasa dalam hati tak terkatakan. Selesai 7 putaran dilanjutkan sholat sunnah tawaf dibelakang Maqom Ibrahim. Maqom Ibrahim merupakan pijakan Nabi Ibrahim ketika membangun Kabah. Tak kuasa menahan tangis kala berdoa memohon ampunan atas segala dosa selama ini. 

Tawaf

Selesai berdoa kami menuju lokasi sa'i. Di lokasi sa'i terdapat spot yang ditandai dengan lampu hijau. Disitu kita disunnahkan berlari kecil, atau berjalan lebih cepat. Sa'i dimulai dari Bukit Safa dan berakhir di Bukit Marwah. Saya membayangkan bagaimana dulu Siti Hajar berlari antara dua bukit tersebut untuk mencari air bagi Ismail. Arab isinya gunung batu yang tandus dan gersang. Selesai sa'i kami berdoa di Bukit Marwah dan tahallul. Selesai sudah ibadah umroh. Kembali ke hotel dan zzzzz.

Sai. Bukit Safa dan Marwa hanya ditunjukkan dengan jalan menanjak di setiap ujungnya. 
Selesai tahallul, selesai sudah ibadah umroh.


Masjidil Haram Dan Sekitarnya
Saat ini Masjidil Haram sedang dalam proyek perluasan. Proyek besar sekali. Crane-crane besar mengelilingi Kabah. Pekerjaan dilakukan 24 jam. Hanya berhenti saat sholat dan makan siang. Disekitar masjid juga banyak proyek. Bukit batu dan bangunan-bangunan lama diratakan. Sepertinya dijadikan hotel untuk menampung jamaah yang berkunjung ke Mekkah. Katanya pembangunan besar-besaran disekitar Masjidil Haram dan perluasan Masjidil Haram sendiri telah menggusur situs bersejarah. Googling sebentar, rupanya Clock Tower yang iconic didekat pintu masuk utama Masjidil Haram telah menggusur benteng Ajyad yang dibangun tahun 1781 oleh Kerajaan Turki Usmani. Goenawan Mohamad menulis catatannya berjudul Mekkah, mengkritisi penghancuran tempat bersejarah di sekitar Mekkah. Ada tulisan lain di situs indendent.co.uk dan theguardian.com. Sedih juga ya jika jejak sejarah Islam hilang berganti dengan bangunan mewah, hiks. Kekhawatiran ulama Arab Saudi bahwa tempat bersejarah tersebut dijadikan tempat suci untuk berdoa, musrik deh jadinya. Memperluas masjid, memperindah masjid, membangun fasilitas pendukung jamaah untuk nyaman beribadah saya setuju. Tapi menghancurkan situs bersejarah untuk dijadikan mall dan hotel sangat disayangkan.

Masjidil Haram dikelilingi crane
Kumpulan crane dilihat dari tempat tawaf
Pintu masuk masjid yang sangat indah.
Clock Tower dan menara masjid.


City Tour Kota Mekkah
Tanggal 21 Desember kami diajak berkeliling Kota Mekkah. Yang dikunjungi pertama adalah Jabal Tsur. Gunung yang puncaknya terdapat Gua Tsur, tempat Nabi dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran kaum Quraish ketika hijrah ke Madinah.

Berlatarbelakang Jabal Tsur

Dari Jabal Tsur kami menuju Arafah. Tempat wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Tenda-tenda di Arafah sudah dibongkar, yang ada hanya toilet. Di Arafah terdapat bukit batu Jabal Rahmah. Jabal Rahmah diyakini sebagai tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah diturunkan ke bumi dan berpisah. Dipuncak bukit ini banyak orang berdoa. Katanya berdoa seputar jodoh :). Banyak juga yang berlaku vandalisme dengan mencoreti tugu di puncak bukit. Makanya bagian bawah tugu dicat hitam supaya bersih. Eh masih dicoret-coret juga. Bahkan batu dibukit juga dicoret :(.


Di Jabal Rahmah

Dari Arafah kami ke Mina dan Muzdalifah. Di Mina masih berdiri tenda-tenda permanen yang tahan api. Bangunan tempat lempar jumroh berdiri dengan kokoh, dan sepi sekali. Kawasan Mina dan Muzdalifah hanya ramai ketika puncak ibadah haji. Diluar waktu itu tempat-tempat tersebut hanya berdiri tenda-tenda kosong. 

Kemudian kami menuju Masjid Ji'ronnah. Masjid ini merupakan salah satu miqot bagi warga Mekkah yang akan melaksanakan umroh. Rombongan yang akan melaksanakan umroh sunnah berganti kain ihrom, sholat sunnah ihrom dan berniat dari sini. 

Diperjalanan kembali ke Mekkah kami melewati Jabal Nur. Diatas Jabal Nur terdapat Gua Hira' yang merupakan tempat turunnya wahyu pertama sebagai penanda kerosulan Muhammad. Sayang kami hanya melintas. Ingin rasanya saya mendaki ke Jabal Tsur dan Jabal Nur, napak tilas jejak Nabi Muhammad. 


Tawaf Wada'
Setelah sholat subuh dihari terakhir kami di Mekkah kami berkumpul. Bersama-sama kami akan melakukan tawaf wada'. Tawaf wada' ini merupakan tawaf perpisahan. Berpamitan sambil berdoa agar kami bisa kembali lagi memenuhi undangan ke baitullah. Yang membedakan tawaf wada' dan tawaf sunnah adalah niatnya. Setelah tawaf dilanjutkan dengan sholat sunnah tawaf dibelakang Maqom Nabi Ibrahim. 


Selesai Tawaf Wada'

Disetiap kesempatan berdoa, salah satu doa yang saya panjatkan tatkala umroh kemaren adalah agar segenap teman-teman oriflamers khususnya di jaringan Yulia Riani & Andri Wibowo menjadi orang-orang yang banyak memberi manfaat, buat agama, sesama dan lingkungan. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat.

Membaca cerita sejarah Nabi, melihat kerasnya alam di Mekkah dan Madinah. Beribadah di masjid yang paling utama dan bersejarah memberi kesan yang dalam dihati. Teman-teman harus kesana dan merasakan sendiri. InsyaAllah kita akan refresh. Dan kembali ke tanah air sebagai pribadi yang lebih baik. 24 Desember pukul 09.30 wib kami mendarat di Soeta.

Terima kasih ya Allah, terima kasih Oriflame :).